KEBEBASAN HIDUP YANG TERFOKUS DALAM KESEDERHANAAN | 10 HARI BERDOA – HARI 4

HARI 4 — KEBEBASAN HIDUP YANG TERFOKUS DALAM KESEDERHANAAN

”Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Matius 6:16-18, TB)

Puasa Memberi Ruang

Salah satu cara untuk menciptakan ruang untuk menjalani kehidupan yang berfokus pada Allah adalah dengan berpuasa. Berpuasa berarti merapikan pikiran dan hidup kita dengan secara sengaja memberikan ruang bagi pergerakan Roh Kudus dalam diri kita dan dengan memusatkan perhatian pada Allah dan Firman-Nya. Alkitab sering menyebutkan puasa sehubungan dengan doa. Yesus berpuasa sebelum memulai pelayanan publik-Nya (Mat. 4:2; Luk. 4:2). Para rasul berpuasa dan berdoa agar mendapat bimbingan Allah (Kisah 13:2, 3), dan dalam Perjanjian Lama, puasa sering dilakukan di kalangan pria dan wanita yang beriman (1 Raja-raja 21:9, 12; 2 Taw 20:3; Ezra 8:21; Ester 4:3, 16; Yesaya 58:6; Yeremia 36:9; Dan 9:3; Yoel 2:12; Yohanes 3:5; dll.).

Berbeda dengan puasa kesehatan, puasa alkitabiah bukanlah tentang menjalankan diet khusus yang dirancang untuk menurunkan berat badan dan kesejahteraan. Sebaliknya, ini adalah keputusan sadar untuk tidak makan dan mengalihkan perhatian selama jangka waktu tertentu untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Allah. Dengan melepaskan sementara hal-hal yang biasa kita lakukan, kita memperoleh kebebasan spiritual yang baru. Selama berpuasa dan berdoa, fokus kehidupan sehari-hari berubah: dari memuaskan kebutuhan sendiri, menjauh dari pekerjaan sendiri, dan menuju ketaatan mendengarkan Allah. Puasa yang alkitabiah mengungkapkan keinginan kita untuk meningkatkan ketergantungan kita pada Allah dan memperhatikan hal-hal rohani yang penting. Hal ini mencakup lebih dari sekedar tidak makan; pada kenyataannya, hal ini menantang setiap bidang kehidupan kita. Dalam berpuasa, kita mengakui bahwa kita ingin memberikan ruang bagi Allah dengan mengurangi segala gangguan yang mengganggu perhatian dan keinginan kita. Kita menunjukkan bahwa kita ingin mencari dan menghargai kehadiran Allah dalam hidup kita lebih dari apa pun.

Menjauhkan Diri (Bertarak) dan Ikut Serta

Bagaimana kita bisa menjalani kehidupan yang sederhana ini, di mana kita belajar berkonsentrasi pada hal-hal yang benar-benar penting? Sama seperti kita perlu memperhatikan apa yang kita makan, kita juga harus berhati-hati terhadap apa yang kita lihat dan apa yang masuk ke telinga kita. Apa yang kita dengar mempengaruhi pikiran kita sama seperti apa yang kita lihat. Jenis musik, buku, podcast, atau situs web apa yang menimbulkan pikiran beracun atau menghabiskan waktu berharga Anda dengan kesombongan? Selain menjauhkan diri (bertarak) dari hal-hal tertentu, Anda mungkin perlu dengan Diterbitkan oleh General Conference Ministerial Association Bacaan Harian oleh Dr. Frank Hasel sengaja memasukkan kebiasaan baru untuk membantu Anda membangun dan menciptakan pemikiran yang sehat dan menyembuhkan.

Kehidupan yang sederhana, pikiran yang tidak lelah, tidak datang dari apa yang diperintahkan dunia untuk kita kejar. Hati yang lega timbul karena percaya kepada Tuhan. Ketika kita belajar untuk berfokus padaNya, bukan pada apa yang dilakukan orang lain, dan ketika kita berlatih melepaskan hal-hal yang mengalihkan perhatian kita, kita menemukan kehidupan yang lebih sederhana, yaitu istirahat dan kedamaian bersama Pencipta dan Penebus kita.

Mari kita berdoa bersama

Other Sermons
donate-online