”Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:9, TB)
Ketabahan dan Keberanian Rohani
Ketabahan dan Keberanian adalah sesuatu yang jarang kita kaitkan dengan masalah spiritual. Namun hal ini sama pentingnya dalam upaya kita sehari-hari untuk mencapai kekudusan seperti halnya dalam bidang kehidupan lainnya, mulai dari olahraga, pembelajaran, hingga transaksi bisnis yang sukses. Tanpa ketabahan, kesuksesan tidak mungkin tercapai. Kegigihan adalah semangat dan ketekunan dalam mengejar tujuan yang sangat kita pedulikan. Untuk mencapai tujuan kita, kita mengatur hidup kita sedemikian rupa sehingga tidak ada yang mengganggu kita. Kita membutuhkan kegigihan dalam perjalanan rohani kita bersama Allah, dan kita membutuhkannya secara khusus dalam kehidupan doa kita. Sering kali kita tidak melihat hasil permohonan doa kita karena kita tidak gigih dalam berdoa. Mungkin perhatian kita teralihkan atau putus asa, atau hati kita menyerah dan tidak percaya bahwa Allah dapat mendengar dan bertindak dengan cara yang jauh melampaui pemahaman kita. Dalam Lukas 18, Yesus menceritakan kepada murid-murid-Nya kisah tentang seorang janda yang terus-menerus membawa perkaranya ke hakim yang tidak adil. Meskipun hakim ini tidak memedulikan Allah atau wanita tersebut, dia akhirnya mengabulkan permintaan janda tersebut karena kegigihannya (Lukas 18:1-7). Namun, Allah tidak acuh terhadap permohonan doa kita seperti halnya hakim yang tidak adil. Allah sangat ingin membantu lebih dari apa yang dapat kita pahami (Yer. 33:3).
Apa yang kita butuhkan saat ini, dalam pernikahan kita, di ruang kelas dan asrama kita, di gereja dan rumah kita, adalah orang-orang yang berdoa. Bukan hanya mereka yang berbicara tentang doa, mereka yang mengaku beriman pada doa, atau bahkan mereka yang bisa memberikan penjelasan yang bagus tentang doa. Kami membutuhkan orang-orang yang benar-benar meluangkan waktu dan berdoa!
Kegigihan
Allah tidak bekerja atas dasar pemikiran lebih cepat dan lebih murah. Sering kali dalam pertikaian besar antara Allah dan Setan kita membutuhkan doa yang tekun. Kita harus bersungguh-sungguh dan tekun dalam berdoa karena waktu Tuhan sering kali tidak sejalan dengan pemahaman manusia. Allah jarang mengambil jalan yang paling sedikit perlawanannya ketika mengerjakan solusi Ilahi-Nya. Dia tidak tertarik pada jalan keluar yang mudah tetapi pada jalan keluar yang terbaik! Dalam doa kita, janganlah kita menetapkan dengan sesuatu yang rendah atau berpuas diri dengan tujuan-tujuan dangkal. Allah berkenan ketika kita tekun berdoa.
Di ruang belajar ayah saya, yang adalah seorang penginjil dan pendeta yang sukses, dia mendapatkan kutipan dari Ellen G. White yang meninggalkan kesan mendalam bagi saya: “Kemenangan-kemenangan Diterbitkan oleh General Conference Ministerial Association Bacaan Harian oleh Dr. Frank Hasel yang terbesar bagi sidang Kristus, dan juga bagi orang Kristen secara pribadi bukanlah kemenangankemenangan yang diperoleh melalui talenta atau pendidikan, oleh kekayaan atau usaha manusia. Itu adalah kemenangan yang diperoleh dari dalam ruangan di mana kita menghadap ke hadirat Allah, bilamana iman yang teguh dan sungguh-sungguh itu berpegang kepada tangan kuasa yang hebat itu.” (Para Nabi dan Bapa 1, hal. 206, penekanan diberikan). Mari kita berdoa bersama.