HARI 1 — LEBIH SEDIKIT ITU LEBIH BANYAK
“Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” (Efesus 5:15-16 TB)
Apakah Lebih Banyak Benar-Benar Lebih Banyak?
Hidup kita penuh dengan begitu banyak hal yang ingin kita kejar. Dalam masyarakat yang didorong oleh konsumerisme dan iklan yang memasarkan, kita mudah terpikat untuk percaya bahwa semakin banyak yang kita miliki, semakin bahagia kita. Karena banyaknya iklan yang menggiurkan di sekitar kita, kita salah ketika ingin memiliki semuanya. Terkadang kita memperluas pemikiran ini bahkan pada pekerjaan kita untuk Allah. Kita ingin melayani Tuhan, namun pada saat yang sama, kita tidak ingin melewatkan hal lain yang melintasi perjalanan kita. Jadi, kita mati-matian berusaha menyelaraskan keinginan kita untuk melayani Allah dengan pencarian yang tiada henti terhadap lebih banyak hal. Hal ini menyebabkan ‘badai’ aktivitas. Karena tergesa-gesa dan kegelisahan, kita membodohi diri sendiri dengan percaya bahwa kita bisa mengikuti Allah tanpa melepaskan segala hal lain yang menarik perhatian kita. Ketika kita menerapkan pemikiran yang salah ini dalam perjalanan kita bersama Allah, kita tertipu.
Bersedia Melepaskan
Kita tidak bisa memiliki semuanya—kita tidak bisa merangkul baik dunia maupun kesenangannya yang memikat serta berkat-berkat Allah. Berpikir demikian adalah sebuah kesalahan fatal. Mentalitas konsumerisme ini menginfeksi pemikiran kita dan menimbulkan dampak buruk pada kehidupan rohani kita. Kita tidak bisa menempatkan Tuhan di atas segalanya, tanpa sengaja memberikan ruang bagi-Nya di tengah kesibukan hidup kita. Pertama-tama kita harus bersedia hidup dengan lebih sedikit untuk merasakan berkat dari hal-hal yang lebih berarti. Kita harus melepaskan hal-hal yang mengalihkan perhatian kita dari hadirat Allah dan menguras energi fisik, mental, dan spiritual kita. Ketika kita mencoba mengatur jadwal yang padat dengan kecepatan yang semakin meningkat seiring bertambahnya daftar tugas yang harus kita lakukan, kita dengan cepat mendapati diri kita kelelahan secara fisik dan sangat terkuras secara rohani.
Hidup Dengan Lebih Sedikit
Kekusutan apakah dalam hidup Anda yang menghalangi Anda untuk hidup sepenuhnya bagi Allah?
Kehidupan yang padat hanya menyisakan sedikit ruang bagi Sang Pencipta alam semesta. Kita harus
memahami bahwa lebih sedikit lebih baik. Kita tidak dapat mengalami lebih banyak berkat rohani, lebih
banyak waktu berdoa, lebih banyak hal dalam kehidupan rohani kita jika kita hanya mencoba
menambahkannya ke dalam sepiring penuh. Kepadatan yang berlebihan hanya akan menyebabkan lebih
banyak kekosongan. Sebaliknya, kita harus membuat keputusan yang disengaja untuk hidup sederhana
(lebih sedikit) sehingga kita dapat menikmati lebih banyak hal yang penting bagi Allah. Kurang itu lebih!
Mari kita berdoa bersama